@2013 Teguh Jati Prasetyo. Diberdayakan oleh Blogger.

Archive for 2010

Polar bears can be saved by emissions cuts, study says

Cutting global greenhouse emissions might yet save the polar bear and its Arctic habitat, according to scientists in the US.

It has been suggested that emissions of greenhouse gases have already put the Arctic ice cap and the polar bear on an irreversible path towards extinction.

But a new study suggests rapid emission cuts could help preserve ice cover to save the iconic bear.

Details are published in the academic journal Nature.

A US Geological Survey team led by Dr Steven Amstrup predicted back in 2007 that two-thirds of the world's 22,000 polar bears would disappear by half way through the next century.

Arctic ice in retreat

1999
1999
2000
2000
2001
2001
2002
2002
2003
2003
2004
2004
2005
2005
2006
2006
2007
2007
2008
2008
2009
2009
2009
2010

This was based on industrial emissions continuing on a "business as usual" basis.

Elsewhere, a study suggested industrial emissions of greenhouse gases might have already put the world on target for temperature rises which would result in rapid and perhaps irreversible ice loss in the Arctic.

Dr Amstrup and colleagues now say that such dire forecasts might be avoided if industrial societies act quickly to cut emissions.

Key to their argument is the conclusion that there is no "tipping point" in the Arctic beyond which the battle is lost.

"In this paper we looked at what would happen if we allowed greenhouse gas emission to rise up to the level where some of these rapid ice loss events started to occur but [we] then arrested the increase in emissions at that point," Dr Amstrup told the BBC.

"What we found is if we did that, then ice didn't just continue to decline after these rapid loss events, but there was some substantial recovery and then maintenance of sea ice throughout the century."

"The good news for polar bears is we haven't crossed a tipping point beyond which polar bears and their Arctic habitat can't recover."

Positive feedback

It is thought that a retreating Arctic ice cap will allow the sun to heat the open waters created by the ice's retreat, and this in turn will accelerate the melting of the remaining ice cap, perhaps irreversibly. This effect is an example of what is termed a "positive feedback".

A polar bear Polar bears will feed on anything they can find if they cannot get access to the ice

But Dr Amstrup's team found in their models that there were effects which might counter this feedback mechanism.

"There are a number of other thermodynamic factors, such as the rapid freeze that results when you go from open water to cold conditions which reappear in the Fall," he says.

"The rapid freeze tends to compensate for the effects that are working to provide these potential tipping points."

Dr Ted Maksym, of the British Antarctic Survey (Bas), said he agreed there was little evidence of "tipping points" in the Arctic.

"All the literature that has looked for a tipping point for sea ice has essentially found none. This has been drowned out a bit by the noise surrounding the 2007 minimum [for summer ice loss] and a possible 'death spiral' for Arctic sea ice."

"The suggestion that if global temperature rise is kept below 1.25 degrees that polar bears will survive is encouraging; but given current trends this is not likely to be achieved. So we are by no means out of the woods."

Professor Julian Dowdeswell of the Scott Polar Research Institute at the University of Cambridge, said such research was important, but that reality could turn out to be different - something the authors of the paper have recognised.

"To have a good physical understanding of the natural world, it's important that we do run predictive models," he said.

"But it's equally important to remember that they are only models and not reality. Usually there is an envelope of possible futures, rather than one future."

'Pizzly bears'

Should the mathematical models prove wrong, or should industrial society mot move to curb emissions, then this week's Nature journal also looks at how it may end for the polar bear.

Dr Brendan Kelly of the US National Marine Mammal Laboratory, and colleagues, write in a separate comment piece about the possibility of increased cross-breeding between the polar and grizzly bears.

A polar bear with patches of brown fur was shot by hunters in 2006 and this year, a hunter killed a polar bear thought to be the offspring of a polar-grizzly hybrid.

Dr Kelly suggests that as the ice cap melts and polar bears go ashore, the natural barrier between the bear populations will fall, and such hybrids, dubbed "pizzly bears" by some, might become more commonplace.

He and his team have found 34 possible examples of such hybridisation among sea mammals in the region. Cross-breeding between the bowhead whale and the endangered North Pacific right whale could quickly push the latter towards extinction, he warns.

"Plans must be developed immediately to monitor the genetics of Arctic animals and to deal with hybrids before current discrete populations merge and at-risk species are bred out of existence," the team write in Nature.

Tag : ,

Pemancing Cilik

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lo, paman perhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu, kenapa engkau tolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.

Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."

source: http://artikelmotivasi.blogspot.com/2008/04/pemancing-cilik.html

Tag : , ,

SETIAP KITA ADALAH MUTIARA

Mutiara. Awalnya ia bukan apa-apa. Hanya butiran pasir dan debu kotor yang tak ada harganya. Waktu yang kemudian membentuknya: detik demi detik, di kedalaman samudera, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya. Dengan proses yang demikian panjang dan pelan, penuh kesabaran. Pun kemudian, keindahannya juga tak dapat segera dinikmati begitu saja. Karena ia harus dijemput di kedalaman lautan, dikeluarkan dari rumahnya yang kokoh dan dibersihkan, disepuh dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa. Sungguh sebuah proses yang panjang dan melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin terhenti di tengah jalan.

***

Mungkin engkau pernah merasa dirimu bukanlah apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri, sebagai manusia tak berguna, makhluk sia-sia. Begitu banyak kekurangan, begitu banyak kesalahan dan keburukan. Apalagi ketika kau melihat orang lain yang nampak begitu sempurna dan memiliki begitu banyak kelebihan, rasanya engkau makin ingin tenggelam. Mengapa orang lain memiliki begitu banyak kelebihan sedang aku tak memiliki apa-apa kecuali kekurangan? Mengapa aku buruk sedang orang lain cakep? Mengapa orang lain berhasil dan aku selalu gagal? Mengapa orang lain kaya dan aku miskin? Serta beribu 'mengapa' lainnya yang akan membuat kita kecewa dan terluka, serta terpaku pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki.

Padahal, saya percaya, setiap kita tahu dan yakin, bahwa Allah tidak mungkin menciptakan makhlukNya hanya dengan kekurangan saja atau kelebihan saja. Hanya dengan madharat saja tanpa manfaat atau sebaliknya. Pun kita manusia, pastilah memiliki keduanya dalam porsi yang imbang. Dia yang maha kuasa membekali manusia dengan segala kelebihan, menjadikan setiap insan memiliki keistimewaan. Hanya saja proses hidup yang kita alami mungkin telah membuatnya hanya menjadi potensi terpendam, tak muncul ke permukaan, bahkan mungkin ia, sekalipun ia pernah muncul di masa kecil kita, kemudian terkubur oleh segala tekanan dan rintangan.

Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kita butuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya. Dan proses ini, butuh ketelatenan dan kesabaran.

Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya.

Rintangan, hambatan, pengalaman, pembelajaran, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, tidak akan menjadi masalah. Karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, buka telinga dan buka hati.

Hanya satu awal yang perlu kita lakukan: itikad dan keyakinan untuk menjadi mutiara. Sungguh saya ingin menjadi mutiara, melalui berbagi dan berbakti pada sesama. Engkau? Menjadi mutiara seperti apa yang engkau inginkan?

Tag : , ,

Tentang Jatidiri

Alkisah, di tengah samudra yang maha luas, tampaklah ombak besar sedang bergulung-gulung dengan suaranya yang menggelegar, tampak bersuka ria menikmati kedasyatan kekuatannya, seakan-akan menyatakan keberadaan dirinya yang besar dan gagah perkasa.

Sementara itu, jauh di belakang gelombang ombak besar, tampak sang ombak kecil bersusah payah mengikuti. Ia terlihat lemah, tertatih-tatih, tak berdaya, dan jauh tersisih di belakang. Akhirnya, ombak kecil hanya bisa menyerah dan mengekor ke mana pun ombak besar pergi. Tetapi, di benaknya selalu muncul pertanyaan, mengapa dirinya begitu lebih lemah dan tak berdaya?

Suatu kali, ombak kecil bermaksud mengadu kepada ombak besar. Sambil tertaih-tatih ombak kecil berteriak: “Hai ombak besar. Tunggu!”

Sayup-sayup suara ombak kecil didengar juga oleh ombak besar. Lalu sang ombak besar sedikit memperlambat gerakannya dan berputar-putar mendekati arah datangnya suara. “Ada apa sahabat?” Jawab ombak besar dengan suara menggelegar hebat.

“Aih.pelankan suaramu. Dengarlah, mengapa engkau bisa begitu besar? Begitu kuat, gagah, dan perkasa? Sementara diriku. ah. begitu kecil, lemah dan tak berdaya. Apa sesungguhnya yang membuat kita begitu berbeda, wahai ombak besar?”

Ombak besar pun menjawab, “Sahabatku, kamu menganggap dirimu sendiri kecil dan tidak berdaya, sementara kamu menganggap aku begitu hebat dan luar biasa, anggapanmu itu muncul karena kamu belum sadar dan belum mengerti jati dirimu yang sebenarnya, hakikat dirimu snediri”. “Jati diri? Hakikat diri? Kalau jati diriku bukan ombak kecil, lalu aku ini apa?” Tanya ombak kecil, “Tolong jelaskan, aku semakin bingung dan tidak mengerti.”

Ombak besar meneruskan, “Memang di antara kita terasa berbeda tetapi sebenarnya jati diri kita adalah sama, kamu bukan ombak kecil, aku pun juga bukan ombak besar. Ombak besar dan ombak kecil adalah sifat kita yang sementara. Jati diri kita yang sejati sama, kita adalah air. Bila kamu menyadari bahwa kita sama-sama air, maka kamu tidak akan menderita lagi, kamu adalah air, setiap waktu kamu bisa menikmati menjadi ombak besar seperti aku, kuat gagah dan perkasa.”

Mendengar kata-kata bijak sang ombak besar, mendadak timbul kesadaran dalam diri ombak kecil. “Ya, benar, aku bukan ombak kecil. Jati diriku adalah air, tidak perlu aku berkecil hati dan menderita.”

Dan, sejak saat itu, si ombak kecil pun menyadari dan menemukan potensi dirinya yang maha dasyat. Dengan ketekunan dan keuletannya, ia berhasil menemukan cara-cara untuk menjadikan dirinya semakin besar, kuat, dan perkasa, sebagaimana sahabatnya yang dulu dianggapnya besar. Akhirnya, mereka hidup bersama dalam keharmonisan alam. Ada kalanya yang satu lebih besar dan yang lain kecil. Kadang yang satu lebih kuat dan yang lain lemah.
Begitulah, mereka menikmati siklus kehidupan dengan penuh hikmat dan kesadaran.

Sebagai manusia, sering kali kita terjebak dalam kebimbangan akibat situasi sulit yang kita hadapi, yang sesungguhnya itu hanyalah pernak-pernik atau tahapan dalam perjalanan kehidupan. Sering kali kita memvonis keadaan itu sebagai suratan takdir, lalu muncullah mitos-mitos: aku tidak beruntung, nasibku jelek, aku orang gagal, dan lebih parah lagi menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk “ketidakadilan” Tuhan.

Dengan memahami bahwa jati diri kita adalah sama-sama manusia, tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Karena sesungguhnya kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan bukan monopoli orang-orang tertentu, jika orang lain bisa sukses, kita pun juga bisa sukses! Kesadaran tentang jati diri bila telah mampu kita temukan, maka di dalam diri kita akan timbul daya dorong dan semangat hidup yang penuh gairah sedahsyat ombak besar di samudra nan luas. Siap menghadapi setiap tantangan dengan mental yang optimis aktif, dan siap mengembangkan potensi terbaik demi menapaki puncak tangga kesuksesan.

“Jati diri kita adalah sama-sama manusia! Tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Jika orang lain bisa sukses, kita pun bisa sukses!”

5 kualitas pensil


Melihat Neneknya sedang asyik menulis Adi bertanya, "Nenek sedang menulis apa?"

Mendengar pertanyaan cucunya, sang Nenek berhenti menulis lalu berkata, "Adi cucuku, sebenarnya nenek sedang menulis tentang Adi. Namun ada yang lebih penting dari isi tulisan Nenek ini, yaitu pensil yang sedang Nenek pakai. Nenek berharap Adi dapat menjadi seperti pensil ini ketika besar nanti."

"Apa maksud Nenek bahwa Adi harus dapat menjadi seperti sebuah pensil? Lagipula sepertinya pensil itu biasa saja, sama seperti pensil lainnya," jawab Adi dengan bingung.

Nenek tersenyum bijak dan menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana Adi melihat pensil ini. Tahukah kau, Adi, bahwa sebenarnya pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup."

"Apakah Nenek bisa menjelaskan lebih detil lagi padaku?" pinta Adi

"Tentu saja Adi," jawab Nenek dengan penuh kasih

"Kualitas pertama, pensil dapat mengingatkanmu bahwa kau bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang kita pakai. Rautan itu pasti akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil itu akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga denganmu, dalam hidup ini kau harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga Adi, kau harus sadar kalau apapun yang kau perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

"Nah, bagaimana Adi? Apakah kau mengerti apa yang Nenek sampaikan?"

"Mengerti Nek, Adi bangga punya Nenek hebat dan bijak sepertimu."

Begitu banyak hal dalam kehidupan kita yang ternyata mengandung filosofi kehidupan dan menyimpan nilai-nilai yang berguna bagi kita. Semoga memberikan manfaat.
Tag : , ,

UJI URIN

PEMBAHASAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Urin mengandung hasil prosses metabolisme dalam tubuh baik fisiologik maupun patologik. Pemeriksaan urin berguna untuk membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadiperubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Untuk menghindarkan perubahan-perubahan tersebut dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin misalnya toluen atau formaldehid.
Uji urin yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat urin,jumlah zat padat total, keberadaan garam amonium, uji glukosa, uji asam urat, uji protein “heller’, dan uji koagulen. Sifat-sifat urin berupa volume, warna,kejernihan, pH dan berat jenis. Urin yang digunakan adalah urin selama jangka waktu 24 jam dan telah dicampur dengan zat pengawet.
Pada percobaan diketahui bahwa volume urin yang didapat selama 24 jam adalah 685 ml. Urin tersebut keruh dengan bau pesing dan berwarna kuning kecoklatan. Diketahui pula bahwa urin tersebut ber-pH 8. Kemudian dengan menggunakan rumus berat jenis,diketahui berat jenis urin tersebut adalah 0,91. Setelah berat jenis urin diketahui,maka dapat diukur pula jumlah zat padat totalnya. Dari perhitungan, diperoleh jumlah zat pada totalnya adalah 236,6/ liter urin.
Selain itu, dilakukan pula uji garam amonium.pada percobaan ini digunakan sampel urin sebanyak 2 ml dan larutan NaOH yang direaksikan di dalam tabung reaksi.dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa bau urin masih tetap pesing dan pH nya 12. Hal ini wajar karena pada urin ditambahkan NaOH yang bersifat basa sehingga pH nya pun naik. Uji ini juga menghasilkan perubahan pada warna urin menjadi kemerahan. Hal ini mnegindikasikan bahwa di dalam urin terkandung amonia. Urin yang mengandung amonia adalah urin yang sehat, karena amonia di dalam tubuh memang perlu dibuang karena berbahaya kalo masih ada di dalam tubuh. Salah satu cara pembuangan amonia ini adalah dengan melalui urin.
Untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa di dalam urin maka dilakukan uji glukosa. Pada uji ini digunakan larutan benedict,sampel urin,glukosa 0.3% dan glukosa 1%. Disediakan tiga tabung, masing-masing tabung diisi dengan larutan benedict sebanyak 2,5 ml. Pada tabung pertama ditambah dengan sampel urin sebanyak 4 tetes. Kemudian pada tabung kedua ditambah urin dan glukosa 0,3%. Lalu pada tabung ketiga ditambah urin dan glukosa 1%. Setelah itu masing-masing tabung dipanaskan dalam penangas selama lima menit. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Pada tabung pertama warnanya berubah menjadi biru, tabung kedua menhadi kehijauan dan tabung ketiga menjadi kemerahan. Pada tabung pertama larutan terlihat jernih, pada tabung kedua agak pekat dan pada tabung ketiga sangat pekat. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa yang terdapat dalam larutan. Warna yang menunjukkan adanya kandungan glukoisa di dalam urin adalah warna hijau, kuning dan merah. Pada tabung kedua dan ketiga dapat diketahui terdapat kandungan glukosa karena memang pada tabung tersebut ditambah dengan glukosa. Akan tetapi pada tabung pertama tidak terdapat glukosa karena perubahan warnanya menjadi biru. Ini menunjukkan bahwa di dalam urin tidak terdapat kabdungan glukosa sehingga dapat dikatakan bahwa urinnya normal.
Pada percobaan ini dilakukan pula uji asam urat. Pada uji asam urat digunakan sampel urin, 1 tetes asam urat, NaCN5 dan NaCO3. Keempat bahan tersebut dicampurkan dalam piring reaksi. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Urin yang mengandung asam urat warnanya akan berubah menjadi biru. Dalam percobaan diketahui bahwa warna urin tidak mengalami perubahan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat kandungan asam urat di dalam urin. Ini menandakan bahwa urin tersebut dalam keadaan normal.
Pada praktikum ini juga dilakukan uji protein. Uji protein yang dilakukan adalah uji protein Heller. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kandungan protein di dalam urin atau tidak. Pada uji ini digunakan 5ml asam nitrat pekat dan 5 ml urin. Keduanya dicampurkan dalam tabung reaksi. Dari ujitersebut terbentuk cincin. Ini mengindikasikan bahwa di dalam urin terdapat kandungan protein. Akan tetapi, kita belum mengetahui seberapa banyak kandungan protein tersebut. Untuk mengetahui apakan kandungan proteinnya banyak atau tidak maka dilakukan uji koagulen.
Bahan yang diperlukan dalam uji koagulen adalah 5 ml urin yang sudah disaring. Urin tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas. Dari pemanasan tersebut dapat dilihat adanya endapan dalam urin,ini menunjukkan adanya kandungan protein, tetapi banyak atau tidakknya belum diketahui. Setelah itu, urin yang ada endapannya tadi ditambah dengan asam asetat 2% sebanyak 5 tetes. Ternyata urin yang semula terdapat endapan kini menjadi jernih. Ini mengindikasikan bahwa urin tersebut normal.
Tag : ,

Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik" yang berarti titik. Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak motif batik menggunakan canting atau cap -dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Motif Batik pada Baju Batik "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain baju batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik busana batik dan blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak busana batik dan blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah sehingga berpengaruh juga teradap motif-motif batik yang ada.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik desain busana batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Di Pekalongan, batik sudah dikenal sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.
Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.
Perkembangan motif batik dan kualitas batik semakin menjadi ancaman bagi para produsen batik untuk menghadapi persaingan di pasar, baik domestik maupun internasional. Bagi mereka yang mampu menghasilkan kualitas yang baik dan motif yang semakin kreatif dan inovatif memungkinkan mereka untuk tetap bersaing di pasar. Akan tetapi bagi mereka yang hanya mengikuti alur saja, lama kelamaaan memungkinkan mereka untuk gulung tikar. Persaingan di pasar tidak hanya berasal dari daerah sendiri,misalnya pekalongan. Akan tetapi persaingan itu muncul dari berbagai daerah karena batik sendiri sekarang tidak hanya berkembang di Pekalongan saja tapi sudah ada di beberapa daerah bahkan manca negara. Untuk itu bagi para produsen maupun distributor batik harus bisa memutar otak untuk bisa mencari ide-ide kreatif agar mereka bisa tetap bersaing di pasar, bahkan mungkin bisa mengeruk keuntungan yang lebih banyak.

PERANAN LISOSOM SEBAGAI SALAH SATU ORGANEL SEL YANG TERDAPAT DI DALAM TUBUH

Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh.. lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.

FUNGSI LISOSOM
1. Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
2. Autofagi
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
3. Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
Pembentukan Lisosom
Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke dalam RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain ini ada juga enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan lisosom ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua oleh golgi.

















Gbr. Lisosom, tampak pada sel

Lysosomal storage diseases
Lysosomal storage diseases yang dikenal juga dengan LSD adalah penyakit keturunan yang mempengaruhi metabolisme lisosom, terjadi karena mutasi di gen struktural sehingga kekurangan salah satu enzim hidrolitik aktif yang secara normal ada dalam lisosom. Substrat yang tidak tercerna akan menumpuk dan mengganggu fungsi seluler lainnya. Penumpukan organel akhirnya menyebabkan kelainan-kelainan tertentu pada tubuh manusia, yang dapat dikenali dari tanda-tanda tertentu .
Contohnya adalah penyakit Pompe. Penyakit Pompe adalah penyakit genetik neuromuskular yang dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan manusia dewasa, yang membawa gen cacat dari orang tuanya. Gejala penyakit ini adalah perkembangan otot lemah, terutama pada otot untuk bernafas dan bergerak. Pada bayi, penyakit ini juga menyerang otot jantung. Penyebabnya adalah cacat pada gen yang bertanggung jawab untuk membuat enzim acid alpha-glucosidase (GAA) yang terletak pada kromosom 17. Enzim GAA ini hilang atau diproduksi dalam jumlah sedikit. Fungsi enzim ini untuk memecah glikogen, bentuk gula yang disimpan pada otot, sehingga terjadi penumpukan glikogen pada lisosom. Selain itu ada juga penyakit Tay-Sachs, enzim pencerna lipid hilang atau inaktif, dan otak dirusak oleh akumulasi lipid dalam sel. Untunglah penyakit penyimpangan ini jarang ada pada populasi umum.
Tanda-tanda LSD adalah sebagai berikut:
1. Bentuk wajah yang tidak lazim (kadangkala disertai dengan lidah yang membesar)
2. Mata yang terlihat keruh/suram
3. Ruam kulit biru-ungu
4. Perut membesar/ terlihat menonjol (yang disebabkan oleh pembengkakan organ)
5. Tubuh pendek, sukar untuk tumbuh/ berkembang , deformitas rangka
6. Otot lemah, kemunduran dalam kemampuan motorik.

Penanganan LSD
Karena LSD merupakan penyakit yang diwariskan secara genetika, baik terpaut autosom maupun gonosom, membuat penyakit ini sukar untuk dihilangkan sama sekali. Yang bisa dilakukan adalah penanganan pasca symptom agar LSD tidak berkembang semakin parah. Berikut penanganan LSD:
1. Bone marrow/stem cell transplantation (transplantasi sel induk)
Transplantasi sel induk merupakan tindakan untuk mentransplantasikan sel induk kepada penderita LSD. Sel induk ialah sel yang belum dewasa, yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Sel ini dapat dihasilkan dari darah tali pusar (sel mesenkim) atau sel neuron (otak) yang sudah diisolasi. Sel induk ini nantinya akan ditransplantasikan kepada orang yang menderita LSD, untuk kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mengalami gangguan lisosom, dan menjalankan fungsi digestif materi yang semestinya dijalankan oleh lisosom yang rusak. Sel induk ini dapat diperoleh dari donor yang sehat dan bersedia menyumbangkan sel induknya.
Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam melakukan transplantasi sel induk:
a. Adanya risiko penolakan dari tubuh penerima, yang menganggap bahwa sel yang ditransplantasikan adalah benda asing, sehingga penerima harus mengonsumsi obat anti penolakan seumur hidup.
b. Sampai saat ini belum diketahui seberapa banyak stem cell yang harus ditransplantasikan untuk membuat perubahan yang bermakna.
2. Enzyme replacement therapy (ERT)/ terapi penggantian enzim
ERT merupakan terapi yang diberikan, di mana enzim yang tidak diproduksi oleh sel/inaktif digantikan oleh enzim fungsional yang dibuat di laboratorium. Untuk beberapa penyakit LSD seperti Gaucher I, Fabry, MPS, dan Pompe terapi ini cukup berhasil.
3. Terapi gen
Terapi gen merupakan usaha untuk menambahkan gen yang fungsional kepada gen yang mengalami mutasi agar sel kembali berfungsi secara normal. Penambahan ini harus disertai dengan pengenalan gen terlebih dahulu kepada sel yang akan diberikan gen tersebut. Gen yang akan ditambahkan dibawa oleh vektor, kebanyakan berupa virus. Gen tersebut akan dibawa ke otak dan organ-organ lainnya untuk dikenali. Dalam pelaksanaan terapi gen terdapat beberapa kendala:
a. Kesulitan untuk membuat vektor yang efektif, terutama untuk gen yang akan dibawa kepada sel-sel yang tidak membelah seperti sel otak.
b. Keharusan untuk mengenalkan gen kepada banyak sel demi menghasilkan efek yang bermakna.
c. Kesalahan dalam penambahan gen sehingga berpotensi menyebabkan kanker.
4. Metabolic bypass therapy
Metabolic bypass therapy merupakan bentuk terapi untuk mengaktifkan produksi enzim-enzim yang terhambat, sehingga dapat digunakan untuk mencerna materi. Namun terapi ini masih sebatas teori.
5. Pharmacological chaperone therapy
Mutasi genetik membuat protein yang tidak melekat di retikulum endoplasma menjadi berubah bentuk secara tiga dimensi, mengakibatkan retikulum endoplasma sendiri tidak mengenalinya dan menhancurkannya. Pharmacological chaperone merupakan molekul kimiawi yang berfungsi untuk melekat pada protein-protein yang telah berubah bentuk tersebut agar dapat dikenali oleh retikulum endoplasma untuk kemudian didistribusikan ke lisosom.
6. Pembatasan substrat
Pembatasan substrat merupakan tindakan untuk membatasi/mengurangi produksi substrat yang semestinya dicerna oleh enzim tertentu di lisosom, sehingga tidak akan terjadi penumpukan/akumulasi pada sel.
Tag : ,

LISOSOM

KATA PENGANTAR

Seperti halnya RE, apparatus Golgi, lisosom juga tersusun dari mambran seperti halya mambran sel, tetapi hanya terdiri dari satu lapis saja. Hasil pegamata mikroskop elektron menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat bevariasi. Meski demikian lisosom tetap dapat dididentifikasi sebagai salah satu organel sel.

Penulis menyadari bahwa kemungkinan untuk kurang terpahaminya pembahasan-pembahasan tersebut cukup besar,peran yang diharapkan dari dosen,pembaca, juga mahasiawa adalah bimbingan dalam memahami pembahasan-pembahasan tersebut.

Penulis ingin secara sederhana membantu para pembaca untuk memahami dan mengoptimalkan pemahaman terhadap salah satu organel sel yaitu lisosom dan semoga bermanfaat amin….



Penulis







DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR …………………………………………………..

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

BAB I PEMDAHULUAN ……………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………
2.1 Pencetus Lisosom……………………………………
2.2 Identifikasi Lososom Dengan ME…………………..
2.3 Fungsi Lisosom………………………………………

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..















BAB I
PENDAHULUAN



Ketika mempelajari RE dan apatatus golgi, kita telah mengenal adanya vesikuli-vesikuli yang berfungsi untuk mengangkut senyawa-senyawa hasil biosintesis RE untuk disekresikan maupun ditimbulkan. Beberapa vesikuli tersebut mengangkut enzim-enzim yang antara lain berperan untuk proses metabolisme sel.Pada tahu 1950 de Duve dan kawan-kawannya sedang intensif mempelajari enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat.

Salah satu enzimya adalah asam fosfatease. Diketahui bahwa di dalam sitoplasma terdapat zat yag mengadung enzim tersebut, sehingga dapat di upayakan untuk dapat mengisolasi zarah tersebut dalam keadaan utuh. Novikoff pada tahun 1955 dengan menggunakan mikroskop electron menemukan adanya zarah yang banyak mengandung asam fosfatase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa enzim dalam zara tersebut akan paling aktif jika isolatnya dibuat dengan air suling disbanding isolatya dibuat dari isolatonis misalnya dengan sukrosa, Sehingga zahara tersebut mengandung enzim hidrolik. Zahara yang mengandung enzim hidrolik ini kemudia ditentukan sebagai organela baru dan diberi nama lisosom. Karena enzim teranyak terdapat di lisosom adalah asam fosfatase,maka enzim ini dijadikan sebagai enzim peanda lisosom.

Dalam bab ini akan dipelajari tentang lisosom dan proksisom serta mekanis kerjanya, dan setelah mempelajari bab ini diharapkan para pembaca mengerti bagai mana peruses pembentukan lisosom dan proksisom, fungsi lisosom dan proksisom, mekaisme kerja lisosom dan praksom, dan mengerti mekanisme fogositosis yang dilakukan oleh lisosom.












BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Pencetus Lisosom

Lisosom merupakan organel bermambran bulat, dengan diameter yang begitu kecil (hanya 0,2 µm sampai 0,4 µm) sehingga sukar dilihat dalam mikroskop. Jumlah lisosom dalam sangat berfaryasi menurut jenis selnya. Namu ciri paling mecolok organel khusus ini adalah bahwa ia mengaqndung sejumlah besar hidrolasme asam, yang aktifitas ezimnya akan maksimal pada pH asan pada bagia dalam lisosom, Yaitu pH lebih kurang 5. Klompok enzim peting ini berpotensi menghancurka hampir semua ungsur makromelekul pokok sel; karena itu ia harus dipencilkan dari bagian lain sel oleh mambran lisosom.


Berlawanan organel yang telah disinggung sejauh ini, MC tidak menunjukkan bukti langsung adanya lisosom. Adanya organel ini dalan sitoplasma pertama lkali dipotulatkan dalam 1955 oleh de Duve dari data biokimia. Sebelum itu de Dave dan kawan-kawan meneliti kandungan enzim dari fraksi-fraksi yang dipisahkan dari hemogenat sel hati tikus melalui pemusinga deferensial. Mereka terutama menarik terhadap penelitian enzim dan fraksi yang mengandung mitokondria. Dengan memperhalus prosedur pemusingan mereka berhasil mendapat praksi yang kompleks, walau serupa denga mitokondria dan sifat-sifatnya sedimentasi, mengandung enzim yang berbeda dengan apa yang ada pada mitokondria.

Dalam fraksi ini mereka secara tidak diduga mendapat sejumlah enzim hidrolitik, termasuk fosfatase asam. Mereka kemudian melakukan eksprimen biokimia yang menghasilkan postulat bahwa enzim hidrolik akan tertampung dalam vasikel berukuran 0,4 µm, dan bahwa setiap vasikel akan dibatasi mambra yang mencegah enzim ini bereaksi dengan substrat dalam sitoplasma. Menyadari bahwa badan-badan kecil dalam fraksi ini bukan mitokondria tetapi,malahan sejenis organel sitoplasma baru, mereka mengusukan nama lisosom untuk organel ini.





2.2 Identifikasi Lisosom dengan ME

Kemudian fraksi yang mengandung fosfatase asam diamati dalam ME, seperti yang diperkirakan sebelumnya, lisosom ternyata merupakan organel bermambara dengan garis tengah ± 0,5 µm.
Sejak itu Novi koff dan lain-lain telah mempelajari lisosom dalam sejumlah besar sel dengan menggabungkan tes hidrokimia degan fasfatase asam dengan mikroskopi elektron.

Diantara sejumlah besar haydrolase yag trdapat dalam lisosom (fosfatase,protease,nuclease,lipase,fospolipase,glikosidease,dan sufatase), fosfatase asam merupakan enzim yang apling mudah dideteksi secara biokimia. Lisosom yang dijumpai dalam mikroskop electron yang dipulas secara komprasional, yang dapat membedakan mambran unit pembatas dan isinya yang kedap electron sedangkan-sedang banyak glikoprotein. Bangunan yang di dekatnya yang lebih kedap electron merupakan lisosom sekunder.

Cara pembentukan lisosom nenyerupai yang berlaku untuk granula sekresi. Berbagai haidrolisisnya, yang hampir semuaunya glikoprotein. pada awalnya di sintesis didalam rER dan kemudian dibawa ke muka cis tumpukan golgi oleh fasikel transfer. Tumpukan golgi kemudian memisahkan mereka dari produk sekresi lain melalui proses pengenalan yang melibatkan petanda mannose-6 fosfat, seperti yang telah diuraikan dalam bab ini pada ssekresi aparat golgi. Sesampainya dimuka trans tumpukan, enzim hidrolitik memasuki bagian pelebaran mengelembung pada bagian tepi sakulus paling atas atau GERL, dan pelebaran ini dilepasakan sebagai lisosom.



2.3 Fungsi lisosom

Pada umumnya substansi larut air satu-satunya yang dapat menembus mambran sel secara langsung adalah mempunyai berat molekul relatif redah (dibawah 40 delton) dan tidak bermuatan molekul tinggi. Persenyawaan dengan berat molekul sel melalui endosintosis (Yun.ndon, di dalam:osis,proses), yaitu istilah umum untuk setiap proses pelahapan materi dari sekitarnya oleh sel. Bila materi yang dilahap adalah salah satu jenis bahan renik atau kompleks makromeolekul, proses ini lebih sering disebut sebagai fogosintesis (Yun.phagin, makan). Pinosistesis merupakan bentuk kedua indosintesis, dan yang dilahap ialah sedikit cairan eksternal (Yun. Pinein, minum).

Fogosintesis. Pada fogosisntesis, sel mengambil partikel atau gumpalan makromolekul dari sekitarnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah. Parikel yang berkontak dengan permukaan sel dilingkupi dan di kelilingi seluruhnya oleh membran sel, yang berakibat bahwa ia terdapat dalam vesikelfogosintetik. Vesikel bermembran ini kemudian melepaskan diri dari membran sel dan tenggelam lebih ke dalam sitoplasma: ia disebut sebagai fagosom.

Infaginasi membran sel selama salah satu bentuk indosintesis menghasilkan sisi luarnya menjadi sisi dalam membran veskular. Aspek dalam bagian membran sel yang membentuk dinding membran vesikel tetap menghadap matrik sitoplasma. Karena itu hampir tidak terjadi perubahan orientasi pada membran sel, dan apa yang pada mulanya dianggap sebagai terbalik pada membran ini sebagai akibat indosintesis ternyata lebih bersifat kenyataan dari pada yang sebenarnya.

Nasip fogosom dan istilahnya paling jelas terlihat dalam neutrofil, yang merupakan leukosit yang secara aktif memfogo sintesis bakteri bila mereka memasuki tubuh. Bigutu fogosom memasuki sitoplasma ia menyatu dengan lisosom primer dan setelah itu disebut sebagai lisosom sekunder. Lisosom primer tambahan dapat juga menyatu dengan lisosom sekunder, dan beberapa lisosom sekunder dapat melebur menjadi satu. Enzim hidrolik yang berasal dari lisosom
primer berfungsi menghancurnkan materi yang dilahap. Apa yang tersisa setelah pencernaan enzimatik di dalam lisosom sekunder membentuk badan residu, badan residu pada akhirnya mungkin dikeluarkan dari sel melalui eksositosis.

Lsisosom secara langsung terlibat dapat keadaan radang tertentu. Kini makin jelas bahwa selain peranan enzim, lisosom dalam melindungi badan terhadap infeksi bakteri, mereka sendiri dapat mengakibatkan lesi radang tertentu. Jadi pembebasan hidrolase asam dan unsure akitf lainnya dari granula lisosom azurofi, neutrofi diduga merpakan faktor yang ikut dalam destruksi jaringan secara masif yang menjadi ciri lesi radang purelem (pembentukan nanah). Salah satu cara lolosnya unsure aktif ini keluar sel adalah melalui pembocoran prematur dari vesikel fogositik yang telah membentuk namun belum cukup waktu untuk menutup sempurna.


Problema klinik lain yang langsung berhubungan dengan lisosom terjadi pada keadaan inhalasi partikel silika dan debu jenis lainnya secara menahun. Pada keadaan silikasis partikel silika ditangkap makrofag faro, namun mereka tahan terhadap pengaruh penghancuran oleh enzim karena mereka bersifat anorganik. Lagipula mereka dapat merusak berbagai membran sel, termasuk dinding membran lisosom sekunder dan juga membran sel. Enzin destruktif bocor dari lisosom sekunder ke dalam matrik sitoplasma dan akhirnya juga sampai pada jaringan disekitarnya. Matinya magrofag yang mengfogosintesis partikel silika mengakibatkan dibebaskannya partikel-partikel yang mereka lahap, yang kemudian akan terlahap oleh makrofag dalam usaha sia-sia dan tidak henti-hentinya untuk membebaskan paru dirin


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasna diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Loisosom mengandung enzim yang dapat menghacurkan materi yang tidak diinginkan di dalam sel.

2. Enzin yang terdapat di dalam lisosom mencakup (antara lain ) lipase,karbohidrat,dan fosfatase asam.

3. Lisosom membantu pencernaan materi itu didalam fosogom

4. Lisosom dapat juda menyatu dengan fasikel pinosintotik











DAFTAR PUSTAKA


 Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.

 Siregar. Ameilia Z. 2008.Biologi Pertanian, Jilid 1. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

 Sumadi dan Aditia, 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu. Jakarta

Keseimbangan Hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

==============================================

Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!

Kisah Dua Tukang Sol

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”

“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Tag : ,

- Copyright © TEGUH JATI PRASETYO - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -