@2013 Teguh Jati Prasetyo. Diberdayakan oleh Blogger.

Archive for September 2010

UJI URIN

PEMBAHASAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Urin mengandung hasil prosses metabolisme dalam tubuh baik fisiologik maupun patologik. Pemeriksaan urin berguna untuk membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadiperubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Untuk menghindarkan perubahan-perubahan tersebut dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin misalnya toluen atau formaldehid.
Uji urin yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat urin,jumlah zat padat total, keberadaan garam amonium, uji glukosa, uji asam urat, uji protein “heller’, dan uji koagulen. Sifat-sifat urin berupa volume, warna,kejernihan, pH dan berat jenis. Urin yang digunakan adalah urin selama jangka waktu 24 jam dan telah dicampur dengan zat pengawet.
Pada percobaan diketahui bahwa volume urin yang didapat selama 24 jam adalah 685 ml. Urin tersebut keruh dengan bau pesing dan berwarna kuning kecoklatan. Diketahui pula bahwa urin tersebut ber-pH 8. Kemudian dengan menggunakan rumus berat jenis,diketahui berat jenis urin tersebut adalah 0,91. Setelah berat jenis urin diketahui,maka dapat diukur pula jumlah zat padat totalnya. Dari perhitungan, diperoleh jumlah zat pada totalnya adalah 236,6/ liter urin.
Selain itu, dilakukan pula uji garam amonium.pada percobaan ini digunakan sampel urin sebanyak 2 ml dan larutan NaOH yang direaksikan di dalam tabung reaksi.dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa bau urin masih tetap pesing dan pH nya 12. Hal ini wajar karena pada urin ditambahkan NaOH yang bersifat basa sehingga pH nya pun naik. Uji ini juga menghasilkan perubahan pada warna urin menjadi kemerahan. Hal ini mnegindikasikan bahwa di dalam urin terkandung amonia. Urin yang mengandung amonia adalah urin yang sehat, karena amonia di dalam tubuh memang perlu dibuang karena berbahaya kalo masih ada di dalam tubuh. Salah satu cara pembuangan amonia ini adalah dengan melalui urin.
Untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa di dalam urin maka dilakukan uji glukosa. Pada uji ini digunakan larutan benedict,sampel urin,glukosa 0.3% dan glukosa 1%. Disediakan tiga tabung, masing-masing tabung diisi dengan larutan benedict sebanyak 2,5 ml. Pada tabung pertama ditambah dengan sampel urin sebanyak 4 tetes. Kemudian pada tabung kedua ditambah urin dan glukosa 0,3%. Lalu pada tabung ketiga ditambah urin dan glukosa 1%. Setelah itu masing-masing tabung dipanaskan dalam penangas selama lima menit. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Pada tabung pertama warnanya berubah menjadi biru, tabung kedua menhadi kehijauan dan tabung ketiga menjadi kemerahan. Pada tabung pertama larutan terlihat jernih, pada tabung kedua agak pekat dan pada tabung ketiga sangat pekat. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa yang terdapat dalam larutan. Warna yang menunjukkan adanya kandungan glukoisa di dalam urin adalah warna hijau, kuning dan merah. Pada tabung kedua dan ketiga dapat diketahui terdapat kandungan glukosa karena memang pada tabung tersebut ditambah dengan glukosa. Akan tetapi pada tabung pertama tidak terdapat glukosa karena perubahan warnanya menjadi biru. Ini menunjukkan bahwa di dalam urin tidak terdapat kabdungan glukosa sehingga dapat dikatakan bahwa urinnya normal.
Pada percobaan ini dilakukan pula uji asam urat. Pada uji asam urat digunakan sampel urin, 1 tetes asam urat, NaCN5 dan NaCO3. Keempat bahan tersebut dicampurkan dalam piring reaksi. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Urin yang mengandung asam urat warnanya akan berubah menjadi biru. Dalam percobaan diketahui bahwa warna urin tidak mengalami perubahan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat kandungan asam urat di dalam urin. Ini menandakan bahwa urin tersebut dalam keadaan normal.
Pada praktikum ini juga dilakukan uji protein. Uji protein yang dilakukan adalah uji protein Heller. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kandungan protein di dalam urin atau tidak. Pada uji ini digunakan 5ml asam nitrat pekat dan 5 ml urin. Keduanya dicampurkan dalam tabung reaksi. Dari ujitersebut terbentuk cincin. Ini mengindikasikan bahwa di dalam urin terdapat kandungan protein. Akan tetapi, kita belum mengetahui seberapa banyak kandungan protein tersebut. Untuk mengetahui apakan kandungan proteinnya banyak atau tidak maka dilakukan uji koagulen.
Bahan yang diperlukan dalam uji koagulen adalah 5 ml urin yang sudah disaring. Urin tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas. Dari pemanasan tersebut dapat dilihat adanya endapan dalam urin,ini menunjukkan adanya kandungan protein, tetapi banyak atau tidakknya belum diketahui. Setelah itu, urin yang ada endapannya tadi ditambah dengan asam asetat 2% sebanyak 5 tetes. Ternyata urin yang semula terdapat endapan kini menjadi jernih. Ini mengindikasikan bahwa urin tersebut normal.
Tag : ,

Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik" yang berarti titik. Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak motif batik menggunakan canting atau cap -dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Motif Batik pada Baju Batik "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain baju batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik busana batik dan blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak busana batik dan blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah sehingga berpengaruh juga teradap motif-motif batik yang ada.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik desain busana batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Di Pekalongan, batik sudah dikenal sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.
Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.
Perkembangan motif batik dan kualitas batik semakin menjadi ancaman bagi para produsen batik untuk menghadapi persaingan di pasar, baik domestik maupun internasional. Bagi mereka yang mampu menghasilkan kualitas yang baik dan motif yang semakin kreatif dan inovatif memungkinkan mereka untuk tetap bersaing di pasar. Akan tetapi bagi mereka yang hanya mengikuti alur saja, lama kelamaaan memungkinkan mereka untuk gulung tikar. Persaingan di pasar tidak hanya berasal dari daerah sendiri,misalnya pekalongan. Akan tetapi persaingan itu muncul dari berbagai daerah karena batik sendiri sekarang tidak hanya berkembang di Pekalongan saja tapi sudah ada di beberapa daerah bahkan manca negara. Untuk itu bagi para produsen maupun distributor batik harus bisa memutar otak untuk bisa mencari ide-ide kreatif agar mereka bisa tetap bersaing di pasar, bahkan mungkin bisa mengeruk keuntungan yang lebih banyak.

- Copyright © TEGUH JATI PRASETYO - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -