@2013 Teguh Jati Prasetyo. Diberdayakan oleh Blogger.

Archive for Maret 2015

Geting Closer with the Flying Birds

Ah, bahagia itu sederhana, sesederhana bagaimana kita melapangkan dada, "membaca" nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Nikmat Allah banyak bukan? sudah berap sering kmu bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut? sudahkah kamu sholat dengan baik? sudahkah kamu baca qur'an tiap hari? sudahkan kamu meringankan beban saudara kamu tiap harinya? #JawabdalamHati

Kadang terlalu banyak kita mengeluh tanpa sadar bahwa kita belum banyak bersyukur. Terlalu banyak kita meminta tanpa sadar belum terlalu banyak yang kita berikan. Ya, sifat manusia memang seperti itu, lantas apakah kita akan mengikuti teori itu? Kita diberikan akal bukan? kal yang bisa kita pergunakan untuk berpikir, menentukan jalan, memilih mana yang benar dan mana yang salah, memilih akan tetap menjadi hamba Allah yang selalu menuntut atau menjadi HambaNya yang selalu bersyukur?

Hidup di dunia ini tidak lama bro, siapakah yang menjamin bahwa hiidup kita akan lama dan sekarang saatnya bersenang-senang dulu, tobatnya nanti aja kalau udah tua. Tidak ada yang menjamin umur seseorang, bahkan jika saja allah berkehendak, besok semenit lagi, sejam lagi, setahun lagi kita bisa dipanggil olehnya. Lantas, apa yang sudah kita persiapkan?

Allah, sungguh nikmat yang luar biasa Engkau berikan aku kesempatan untuk belajar di negeri orang, negeri dimana mayoritas pendudukanya adalah bukan muslim, tapi mereka menerapkan budaya-budaya Islam, mereka menjaga kebersihan, mereka rela untuk antri dan mendahulukan saudaranya, mereka segera bergegas meminta maaf ketika melakukan salah, dan mereka yang tetap peduli dan menjaga lingkungannya dengan baik. Dan apa yang terjadi? begitu akrabnya manusia dengan burung, tak ada rasa takut yang menghampiri sang burung saat begitu dekat dengan manusia. Allah, aku memimpikan negaraku yang damai, yang dimana orang Islam benar benar menerapkan ilmu keislamannya.

Thailand, 15 Maret 2015


Meratap

Ah, Indonesia, sebuah negara mungkin yang saat ini "masih" dipandang sebelah mata sama negara lain yang lebih maju. ya mau gimana lagi, secara peringkat berdasarkan indikator HDI indonesia masih ada di peringkat ke seratus sekian. Jelas butuh waktu yang panjang dan cukup lama untuk paling tidak menjadi 50 besar.

Terkadang harapan itu muncul di saat pergolakan pemimpin negeri ini. Pemimpin yang tegas dan merakyat terkadang hanya menjadi logo dan motto saat mencalonkan diri semata. Ketika dia sudah menduduki posisi yang diinginkan, kadang lupa sama janjinya. Ya begitulah manusia, tempat salah dan khilaf. tapi ndak selamanya juga hal ini dijadikan sebagai alasan. Bayangkan, seorang pemimpin itu harus memikul tanggung jawab yang besar! bagaimana dia mau dan bisa memikul tanggung jawab yang besar kalau dia ga punya independensi, dia ga punya prinsip yang kuat, dia lembek, dia klemar klemer! Ah, dari awal kali mencalonkan diri, entah kenapa aku sudah tidak begitu yakin dengan kinerjanya. Pemimpin yang dikarbit, yang dibesarkan oleh media! ya jelas dia dibesarkan media lawong yang punya media itu punya kepentingan politik sama dia!

Malam ini dan saat ini aku hanya bisa meratap! memandang langit yang cerah dan sedikit mendung. Semoga hujan segera datang, merubah suasana panas ini menjadi suasana yang lebih adem! se adem saat aku bisa bertemu dengan kamu. :) Semoga pemmimpin negeri ini segera disadarkan dan dibangunkan dari tidurnya! harus punya independensi dan prinsip!

Hasil gambar untuk pemimpin animasi

Kangen Indonesia

Seburuk apapun kondisi politik yang saat ini sedang terjadi, sekacau balau apapun harga bahan pokok yang saat ini sedang melanda. Selemah apapun nnilai rupiah di mata dolar, tapi Indonesia tetap selalu dirindukan, negara  dimana aku dilahirkan. negara dimana seluruh keluargaku berdiam diri. negara dimana semua teman dan sahabatku menarik nafas. Indonesia selalu di hati.

Malam ini, di saat bangkok lagi panas dan disaat yang sama di Indonesia lagi musim hujan, aku kangen sama bau hujan Indonesia, aku kangen sama semua aktivitas dan wajah kawan kawan yang lagi disana. Jika membandingkan antara kebaikan dan keburukan, memang seolah olah di negaraku, semua terkesan lebih buruk dari pada dinegara yang aku kunjungi saat ini. dimana masyarakat ndak mau pada antri saat naik KRL, dimana barang bagus ditinggal sebentar terus ilang, dimana sampah berceceran dimana-mana, dimana orang dateng telat tapi ngerasa ndak bersalah sama sekali, dan hal-hal negatif yang lain. tapi bukankah itu jadi salah satu alasan? iya bukan? Alasan agar aku tetap dan harus kembali ke Indonesia untuk melakukan semua perubahan itu. Meskipun saat ini mungkin dengan presiden yang baru, kondisi lagi ndak stabil, tapi aku yakin, suatu saat nanti, ketika semua masyarakat sudah berpendidikan, sudah pernah menimba pelajaran dan ilmu dari negara lain, dimana masyarakat sudah mulai sadar akan kehidupan bergotong rotong dan disiplin, Indonesia akan jadi satu negara besar teladan bagi bangsa-bangsa lain di muka bumi ini. Iya kan? kalau ndak kita yang yakin sebagai anak kandung bumi pertiwi, siapa lagi?

Bangkok, 23.55

- Copyright © TEGUH JATI PRASETYO - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -