Posted by : Teguh Jati Prasetyo Senin, 27 September 2010

PEMBAHASAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Urin mengandung hasil prosses metabolisme dalam tubuh baik fisiologik maupun patologik. Pemeriksaan urin berguna untuk membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadiperubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Untuk menghindarkan perubahan-perubahan tersebut dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin misalnya toluen atau formaldehid.
Uji urin yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat urin,jumlah zat padat total, keberadaan garam amonium, uji glukosa, uji asam urat, uji protein “heller’, dan uji koagulen. Sifat-sifat urin berupa volume, warna,kejernihan, pH dan berat jenis. Urin yang digunakan adalah urin selama jangka waktu 24 jam dan telah dicampur dengan zat pengawet.
Pada percobaan diketahui bahwa volume urin yang didapat selama 24 jam adalah 685 ml. Urin tersebut keruh dengan bau pesing dan berwarna kuning kecoklatan. Diketahui pula bahwa urin tersebut ber-pH 8. Kemudian dengan menggunakan rumus berat jenis,diketahui berat jenis urin tersebut adalah 0,91. Setelah berat jenis urin diketahui,maka dapat diukur pula jumlah zat padat totalnya. Dari perhitungan, diperoleh jumlah zat pada totalnya adalah 236,6/ liter urin.
Selain itu, dilakukan pula uji garam amonium.pada percobaan ini digunakan sampel urin sebanyak 2 ml dan larutan NaOH yang direaksikan di dalam tabung reaksi.dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa bau urin masih tetap pesing dan pH nya 12. Hal ini wajar karena pada urin ditambahkan NaOH yang bersifat basa sehingga pH nya pun naik. Uji ini juga menghasilkan perubahan pada warna urin menjadi kemerahan. Hal ini mnegindikasikan bahwa di dalam urin terkandung amonia. Urin yang mengandung amonia adalah urin yang sehat, karena amonia di dalam tubuh memang perlu dibuang karena berbahaya kalo masih ada di dalam tubuh. Salah satu cara pembuangan amonia ini adalah dengan melalui urin.
Untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa di dalam urin maka dilakukan uji glukosa. Pada uji ini digunakan larutan benedict,sampel urin,glukosa 0.3% dan glukosa 1%. Disediakan tiga tabung, masing-masing tabung diisi dengan larutan benedict sebanyak 2,5 ml. Pada tabung pertama ditambah dengan sampel urin sebanyak 4 tetes. Kemudian pada tabung kedua ditambah urin dan glukosa 0,3%. Lalu pada tabung ketiga ditambah urin dan glukosa 1%. Setelah itu masing-masing tabung dipanaskan dalam penangas selama lima menit. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Pada tabung pertama warnanya berubah menjadi biru, tabung kedua menhadi kehijauan dan tabung ketiga menjadi kemerahan. Pada tabung pertama larutan terlihat jernih, pada tabung kedua agak pekat dan pada tabung ketiga sangat pekat. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa yang terdapat dalam larutan. Warna yang menunjukkan adanya kandungan glukoisa di dalam urin adalah warna hijau, kuning dan merah. Pada tabung kedua dan ketiga dapat diketahui terdapat kandungan glukosa karena memang pada tabung tersebut ditambah dengan glukosa. Akan tetapi pada tabung pertama tidak terdapat glukosa karena perubahan warnanya menjadi biru. Ini menunjukkan bahwa di dalam urin tidak terdapat kabdungan glukosa sehingga dapat dikatakan bahwa urinnya normal.
Pada percobaan ini dilakukan pula uji asam urat. Pada uji asam urat digunakan sampel urin, 1 tetes asam urat, NaCN5 dan NaCO3. Keempat bahan tersebut dicampurkan dalam piring reaksi. Setelah itu diamati perubahan warnanya. Urin yang mengandung asam urat warnanya akan berubah menjadi biru. Dalam percobaan diketahui bahwa warna urin tidak mengalami perubahan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat kandungan asam urat di dalam urin. Ini menandakan bahwa urin tersebut dalam keadaan normal.
Pada praktikum ini juga dilakukan uji protein. Uji protein yang dilakukan adalah uji protein Heller. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kandungan protein di dalam urin atau tidak. Pada uji ini digunakan 5ml asam nitrat pekat dan 5 ml urin. Keduanya dicampurkan dalam tabung reaksi. Dari ujitersebut terbentuk cincin. Ini mengindikasikan bahwa di dalam urin terdapat kandungan protein. Akan tetapi, kita belum mengetahui seberapa banyak kandungan protein tersebut. Untuk mengetahui apakan kandungan proteinnya banyak atau tidak maka dilakukan uji koagulen.
Bahan yang diperlukan dalam uji koagulen adalah 5 ml urin yang sudah disaring. Urin tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas. Dari pemanasan tersebut dapat dilihat adanya endapan dalam urin,ini menunjukkan adanya kandungan protein, tetapi banyak atau tidakknya belum diketahui. Setelah itu, urin yang ada endapannya tadi ditambah dengan asam asetat 2% sebanyak 5 tetes. Ternyata urin yang semula terdapat endapan kini menjadi jernih. Ini mengindikasikan bahwa urin tersebut normal.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © TEGUH JATI PRASETYO - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -